Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi bisa menyebabkan
sederet keluhan, seperti penurunan stamina, hilangnya konsentrasi, pusing atau
rasa mual. Orang-orang yang aktif berolahraga termasuk dalam
kelompok yang
rentan mengalami dehidrasi.Beberapa penyebab terjadinya dehidrasi pada orang yang aktif
berolahraga adalah kurangnya asupan cairan, keluar keringat berlebihan, serta
kebiasaan minum hanya pada saat haus."Pada mereka yang tergolong aktif, kekurangan cairan
bisa mengakibatkan lesu, nyeri persendian dan sakit otot. Jika kelebihan
cairannya sudah lebih dari 8 persen, orang tersebut bisa mengalami halusinasi
bahkan pingsan," kata Emilia Achmadi, ahli gizi dari SEHATI dalam acara
diskusi kesehatan bertajuk Penuhi Kebutuhan Hidrasi bagi Pribadi Aktif yang
diadakan oleh Nestle Pure Life di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mereka yang berolahraga juga bisa kehilangan cairan tubuh
karena intensitas latihan, suhu, serta ketinggian. Karena itu Emilia
menganjurkan agar kita memantau kebutuhan hidrasi tubuh sepanjang kegiatan
olahraga.
American College of Sport Medicine menganjurkan beberapa hal
untuk mencegah dehidrasi, antara lain mengonsumsi sekitar setengah liter air
2-3 jam sebelum berolahraga, kemudian minum kembali sekitar 250 ml sekitar
10-20 menit sebelum berolahraga, serta minum 250 ml lagi saat berolahraga.
Emilia tidak menganjurkan konsumsi sport drink untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang saat berolahraga. "Tidak dianjurkan,
kecuali Anda adalah atlet yang berolahraga dengan intensitas tinggi selama
lebih dari 2 jam, misalnya atlet maraton atau atlet sepeda,
Demikian juga halnya dengan minuman isotonik. Jika Anda
tidak sedang terburu-buru untuk mengganti cairan yang hilang seperti pada
pasien diare, Emilia menyarankan agar kita membuat sendiri minuman isotonik.
"Isotonik itu berarti konsentrasinya sama dengan cairan
tubuh. Contoh minuman isotonik adalah oralit. Kita bisa membuat sendiri minuman
ini dengan mencampurkan 900 ml air, ditambah gula 50 gr, garam 1,5 gram dan
irisan lemon,