Tingkat penularan HIV/AIDS pada kelompok pria homoseksual,
pekerja seks komersil, dan narapidana, termasuk tinggi sehingga menjadi ancaman
dalam
perjuangan melawan AIDS.Oleh sebab itu, organisasi kesehatan dunia (WHO) sangat
merekomendasikan pria gay untuk mengonsumsi obat antiretroviral sebagai usaha
melindungi diri sendiri dari infeksi HIV, selain menggunakan kondom.Upaya pencegahan tersebut, dikenal sebagai perlindungan dari
penyakit sebelum terpapar (PrEP), ditujukan untuk mereka yang masuk dalam
kelompok beresiko tinggi dengan mengonsumsi satu pil ARV. Pada orang yang sudah
terinfeksi, mereka harus minum 2 pil ARV setiap hari.
"Secara global kita mengalami kesulitan pada populasi
yang beresiko tinggi namun di banyak negara mereka memiliki akses yang rendah
pada layanan kesehatan," kata Gotfried Hirnschall, direktur departemen
WHO.
Populasi yang dimaksud adalah pria yang berhubungan seks
dengan pria, pekerja seks, orang transgender, terutama transgender wanita
(berganti kelamin), orang yang menggunakan narkoba jarum suntik, dan para
tahanan. Pakar AIDS memperkirakan, secara global insiden penularan
HIV pada pria gay bisa ditekan 20-25 persen melalui upaya PrEP dalam 10 tahun.
Jika dilakukan secara konsisten, PrEP juga bisa menurunkan risiko penularan HIV
hingga 92 persen pada orang yang beresiko tinggi.
"Alasan kami menyarankan perlindungan tambahan pada
pria gay adalah karena kami sangat khawatir dengan peningkatan insiden HIV pada
kelompok ini," kata Rachel Baggaley, koordinator departemen HIV/AIDS di
WHO.
Penelitian WHO memperkirakan, pekerja seks wanita beresiko
14 kali tertular HIV dibanding wanita pada umumnya, pria gay beresiko 19 kali
tertular dibanding populasi umum, dan wanita transgender beresiko 50
kali dibanding orang dewasa lainnya. Sementara itu, risiko orang yang memakai narkoba jarum suntik 50 kali lebih tinggi dibanding populasi umum.
kali dibanding orang dewasa lainnya. Sementara itu, risiko orang yang memakai narkoba jarum suntik 50 kali lebih tinggi dibanding populasi umum.
Di seluruh dunia, terdapat 35,3 juta orang yang terinfeksi
HIV, tetapi peningkatan jumlah pasien ini terjadi karena kemajuan tes HIV.
Kombinasi obat yang semakin baik juga membuat orang yang terinfeksi bisa hidup
lebih lama. Orang yang masuk dalam kelompok beresiko ini sangat beresiko
tinggi menularkan HIV. "Pekerja seks komersil dan pelanggannya memiliki
istri atau pasangan. Sebagian besar orang yang memakai narkoba jarum suntik
juga punya anak. Jika mereka tidak mendapat layanan kesehatan, risiko penularannya
sangat tinggi,