Aktivitas seksual bukanlah larangan bagi mereka yang pernah
terkena serangan jantung. Menurut para ahli, pasien yang aktif secara seksual
sebelum menderita serangan jantung masih dapat melakukan hubungan seks dengan aman
apabila menerima saran dan arahan yang benar dari tenaga medis (dokter) sebelum
meninggalkan rumah sakit.
Penelitian menunjukkan, banyak pasien yang mengaku tidak
mendapatkan saran atau nasihat medis mengenai akitivitas seks dari dokter
sebelum pulang dari rumah sakit. Alhasil, mereka pun ragu apakah perlu menahan
diri untuk tidak dulu melakukan hubungan seks dengan pasangan.
Dalam sebuah survei terhadap 1.879 pasien serangan jantung,
kurang dari 50 persen pasien pria dan sepertiga pasien wanita yang mengaku
mendapat instruksi dari dokter tentang kapan mereka dapat melanjutkan aktivitas
seksual sepulangnya dari rumah sakit. Bahkan, hanya 41 persen pria dan 24
persen wanita pasien yang melaporkan pernah berdiskusi dengan dokter tentang
seks setelah mengalami serangan jantung.
Setahun pascaserangan jantung, lebih dari dua pertiga
pasien pria melakukan aktivitas seksual, dan sekitar 40 persen wanita kembali
melakukan hubungan seks. Pasien wanita tercatat lebih sering ketimbang pria
melaporkan kehilangan aktivitas seksual setahun pascaserangan jantung jika
tidak mendapatkan informasi tentang kapan mereka dapat kembali berhubungan
seks.
Hasil dari penelitian yang diterbitkan dalam The American
Journal of Cardiology ini sejalan dengan temuan awal yang disajikan pada
konferensi American Heart Association (AHA) pada tahun 2010. Penulis, Stacy
Tessler Lindau, MD, associate professor kebidanan dan ginekologi di University
of Chicago Medicine mengatakan, penelitian ini menggarisbawahi bahwa dokter
perlu untuk mengatasi problem seksual sebagai bagian penting dari fungsi fisik
secara keseluruhan, bahkan setelah peristiwa yang mengancam jiwa seperti
serangan jantung.
"Para ahli jantung
harus mengetahui lebih rinci tentang kondisi pasien mereka dengan memberi
perawatan dan saran tentang keamanan dalam melakukan aktivitas fisik, termasuk
hubungan seks,
Beberapa studi menunjukkan, melakukan hubungan seks justru
dapat mengurangi ketegangan pada jantung, dan hal ini bertolak belakang dengan
pemahaman publik selama ini. Informasi yang dramatis dan berita sensasional
diduga semakin memperkuat kesalahpahaman masyarakat. Pada kenyataannya, hanya
sekitar 1 persen dari semua serangan jantung terjadi saat berhubungan seks, dan
kurang dari 1 persen korban serangan jantung meninggal karena hubungan seksual,
menurut penelitian lainnya.