Jangan sembarangan mengonsumsi obat pereda nyeri untuk
mengurangi gejala sakit kepala. Obat-obatan tersebut ternyata bisa membuat
sakit
kepala bertambah parah."
Manajemen penanganan nyeri yang efektif sangat bergantung
pada diagnosis yang tepat. Namun kebanyakan orang menganggap setiap obat pereda
nyeri bisa menghilangkan sakit kepala yang dideritanya.
"Banyak orang tidak sadar bahwa terlalu sering
menggunakan beberapa jenis obat untuk mengatasi sakit kepala tipe tegang atau
migren malah akan membuat sakit kepalanya bertambah parah," kata Leng.
Di Inggris, diperkirakan 10 juta orang menderita nyeri kepala
berulang yang membuat mereka tidak bisa bekerja. Selain itu sebagian besar
orang menderita sakit kepala akibat terlalu sering mengonsumsi obat pereda
nyeri. Penelitian menunjukkan, penggunaan obat pereda nyeri seperti
parasetamol, aspirin, ibuprofen, atau codeine, yang terlalu sering akan memicu
kekerapan munculnya sakit kepala.
Sebenarnya nyeri kepala itu timbul bukan karena overdosis
obat, tetapi konsumsi obat dalam jangka panjang. Makin banyak obat yang
diminum, makin resisten atau kebal tubuh terhadapnya. Akibatnya, mereka akan
memilih obat yang lebih kuat lagi. Ketika obat tersebut dihentikan, bisa muncul reaksi semacam
ketagihan yang disebut dengan nyeri kepala berulang (rebound headache),
sehingga mereka akan minum obat lagi. Pada titik ini, berhentinya minum obat
yang sebenarnya memicu sakit kepala. Mengapa muncul nyeri kepala berulang belum sepenuhnya
dipahami, meski sebenarnya penggunaan obat pereda nyeri terlalu sering akan
berpengaruh pada aliran pengiriman pesan sakit ke bagian saraf.
Masalah nyeri kepala berulang ini lebih banyak ditemui pada
perempuan. Tak mengherankan karena kaum perempuan lima kali lebih sering menderita migren
dibanding kaum pria.