Saat anak demam dan timbul bercak merah di seluruh badan,
seringkali dianggap penyakit campak (gabag, karumut). Padahal, campak tidak
harus selalu ditandai dengan demam yang disertai bercak merah.
Berbagai
penyakit lain juga dapat timbul dengan gangguan seperti itu.
Kesalahan diagnosis tersebut bukan hanya terjadi pada orang
awam, dokterpun sering terkecoh oleh tampilan berbagai penyakit lain yang
dianggap sebagai campak. Sehingga, seringkali anak didiagnosis campak lebih
dari sekali, karena seharusnya bila terkena penyakit campak seumur hidup tidak
pernah terkena lagi karena mempunyai kekebalan alamiah permanen.Bila diagnosis campak tidak benar, anak tidak diimunisasi
campak karena sudah mengalami campak, padahal diagnosisnya tidak benar. Keadaan
ini berisiko anak dapat terkena penyakit campak yang sebenarnya. Ciri khas
penyakit campak adalah bercak merah timbul masih disertai pilek, masih demam
tinggi, bercak merah semakin banyak sampai 5-7 hari, dan seminggu berikutnya
timbul bekas kehitaman.
Penyakit Yang Menyerupai
1. Exantema Subitum. Kelainan yang disebabkan karena infeksi
virus inilah yang paling sering terjadi yang sering dianggap campak. Pada
kelainan ini biasanya demam 1-3 hari setelah demam hilang baru timbul bercak
kemerahan diseluruh tubuh yang mirip campak. Setelah timbul dalam 2-3 hari akan
hilang tidak membekas. Bedanya pada campak bercak merah timbul demam masih
terjadi, seminggu setelah itu timbul bekas kehitaman pada bercak merah yang
ada. Kelainan ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit
yang sangat sensitif.
2. DBD. Pada awal perjalanan penyakit DBD pada hari ke 1-4
kadang juga disertai bercak kemerahan yang mirip campak. Bercak merah ini
biasanya akan hilang setelah hari ke 5-7. Manifestasi ini sering dialami pada
penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif.
3. Rubela. Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya
menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak
biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Penyakit ini sering
ringan dan serangan sering berlalu tanpa diketahui. Penyakit ini bisa
berlangsung satu sampai tiga hari. Anak-anak sembuh lebih cepat daripada orang
dewasa. Infeksi dari ibu oleh virus Rubella saat hamil bisa serius, jika ibu
terinfeksi dalam 20 minggu pertama kehamilan, anak bisa lahir dengan sindrom
rubella bawaan (CRS), yang memerlukan berbagai penyakit tak tersembuhkan yang
serius. Aborsi spontan terjadi pada hingga 20% kasus. Virus ini menular lewat
udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan
untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama
di dalam kandungan berisiko cacat.
4. Infeksi mononukleoss. Mononukleosis Infeksiosa adalah
penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah
bening, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, salah satu dari virus herpes.
Setelah menyususp ke dalam sel-sel di Hidung dan tenggorokan, virus ini akan
menyebar ke limfosit B (sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap
pembentukan antibodi). Infeksi virus Epstein-Barr sering terjadi dan bisa
menyerang anak-anak, remaja dan dewasa.
5. Erupsi obat Erupsi obat alergi atau allergic drug
eruption adalah reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi
sebagai akibat pemberian obat dengan cara sistemik. Pada pemeriksaan fisik,
hampir di seluruh tubuh tampak papul eritematous diskret. Pengobatannya dengan
terapi sistemik berupa kortikosteroid dan antihistamin dan topikal.
6. Penyakit Kawasaki. Penyakit ini juga dikenal sebagai
sindrom kelenjar getah bening, penyakit simpul mukokutan, poliarteritis
kekanak-kanakan. Sindrom Kawasaki adalah penyakit, sebagian besar bayi, yang
mempengaruhi banyak organ, termasuk kulit, selaput lendir, kelenjar getah
bening, dan dinding pembuluh darah, tetapi efek yang paling serius adalah pada
jantung mana ia dapat menyebabkan dilasi aneurismal parah.
Penyakit Campak
Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya
ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan
anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia
akan kebal terhadap penyakit ini. Penyebab Campak, rubeola, atau measles adalah
penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa
prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam.
Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak).
Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan
penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum
gejala muncul. Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara,
menempel dan berbiak pada epitel nasofaring.
Mereka yang rentan terhadap campak adalah:
- bayi berumur lebih dari 1 tahun
- bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
Gejala
- Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari,
terdiri dari tiga stadium :
Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan
demam yang diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan,
stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa
pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik.
Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam
makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas
rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke
ekstrimitas.
Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam
berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi
kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.
- Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita,
untuk mewaspadai timbulnya komplikasi. Gizi buruk merupakan risiko komplikasi
berat.
- Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah
terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler
(coryza) - batuk (cough) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah
(conjuctivitis). Adanya demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai
batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia),
seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului
oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat
mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah
sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi.
-2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian
dalam (bintik koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul
3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam
kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada
awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher
sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan
dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
- Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit,
ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. Sekitar 3-5 hari
kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa
segera menghilang.
- Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan
merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada
muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang
berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
(otitis media)
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah
trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari
1,000-2.000 kasus.
4. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan
anak yang lebih kecil
5. Diare dapat diikuti dehidrasi
6. Laringotrakeobronkitis (croup)
7. Bronkopneumonia
8. Reaktifasi tuberkulosis
9. Malnutrisi pasca serangan campak
10. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses
degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakteristik terjadi
deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh
infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan
salah satu komplikasi campak onset lambat.
Pencegahan
- Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada
anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan
dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot
paha atau lengan atas.
- Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9
bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis
kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan
untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan
tubuh meningkat.
- Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional
sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir
sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi virus campak.
- Strategi reduksi campak terdiri dari : Pengobatan pasien
campak dengan memberikan vitamin A . Imunisasi campak PPI : diberikan pada umur
9 bulan. campak dapat diberikan bersama vaksin MMR pada umur 12-15 bulan. Mass
campaign, bersamaan dengan Pekan Imunisasi nasional
- Catch-up immunization, diberikan pada anak sekolah dasar
kelas 1-6, disertai dengan keep up dan strengthening.