Menopause Tanpa Kekhawatiran
Bagi seorang wanita, kata “menopause” bisa jadi merupakan momok yang menakutkan. Bagaimana tidak, kaum wanita biasanya
akan membayangkan munculnya berbagai masalah dan keluhan seputar kesehatan dan
kehidupannya pada fase menopause. Fenomena
seperti ini jangan sampai membuat kaum wanita menyerah dan berputus asa
dengan keadaan sehingga tidak melakukan usaha untuk dapat menikmati masa
menopause yang berkualitas. Untuk itu, perlu kiranya kaum wanita memahami seluk
beluk menopause supaya bisa menjalani hari-harinya dengan tetap sehat dan
bersemangat.
Menopause Adalah Proses Alami
Pada tahapan paruh baya, selain mengalami proses menua,
wanita juga mengalami keadaan khusus yaitu menopause. Menopause berasal dari
dua kata yaitu “meno” (menstruasi/haid/datang bulan)
dan “pause” (stop/berhenti), yang mempunyai arti
berhentinya siklus haid.
Masa-masa sebelum dan setelah menopause disebut masa klimakterium. Pada masa inilah terjadi perubahan yang
nyata pada metabolisme, fisik (tubuh), dan psikis (kejiwaan), yang selanjutnya
dapat menimbulkan dampak sosial.
Menopause adalah
proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapatkan haid
selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena indung telur tidak lagi
memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Itu sebabnya,
menopause diawali dengan perubahan pola haid. Haid menjadi tidak teratur,
semakin jarang, dan akhirnya berhenti. Saat berhenti haid ini disebut
menopause, tetapi batasan yang jelas kapan berhenti haid tidak pasti, sehingga
disimpulkan seorang wanita dikatakan menopause bila telah setahun tidak
mendapatkan haid. Rata-rata wanita mengalami menopause pada usia sekitar 50
tahun. Pada wanita muda, menopause bisa saja terjadi, yaitu pada mereka yang
menjalani operasi pengangkatan indung telur.
Keluhan yang Muncul Ketika
Menopause
Beberapa keluhan
yang biasanya muncul pada wanita yang memasuki masa menopause antara lain :
semburat panas (hot flush), keringat malam hari, dan atau semburat
dingin dan kulit lembab, berdebar-debar, mudah marah, gangguan mood (suasana
hati), sulit tidur, haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual (tidak nyaman
atau nyeri saat berhubungan intim), kekeringan vagina, terasa lelah, gelisah,
rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan
kencing, gatal, nyeri otot dan sendi, kram, payudara lembek, migren, keluhan
lambung, kembung, nyeri ulu hati, mual, dan depresi.
Munculnya Berbagai Penyakit Ketika Menopause
Kaum wanita perlu mewaspadai beberapa penyakit yang sering muncul pada masa
menopause, antara lain:
- Infeksi saluran kemih yang hilang timbul
- Obesitas (kegemukan) akibat penimbunan lemak
- Hipertensi (tekanan darah tinggi), yang biasanya dimulai pada masa-masa sebelum haid berhenti sama sekali.
- Penyakit jantung koroner. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan kolesterol darah yang berlangsung lama sehingga menyebabkan penebalan dan kekakuan pembuluh darah (aterosklerosis) sehingga fungsi jantung sebagai pemompa darah menjadi terhambat.
- Osteoporosis (pengeroposan tulang), dijumpai pada 85% wanita yang telah mengalami menopause selama lebih dari 10 tahun.
- Diabetes mellitus (kencing manis). Perubahan hormonal pada masa menopause menyebabkan penurunan sensitivitas insulin sehingga gula di aliran darah tidak dapat masuk ke dalam sel dan berakibat kadar gula darah meningkat.
Menerapkan Pola Makan Sehat
Pola makan yang
dianjurkan adalah gizi seimbang dengan frekuensi makan 3 kali makan utama
(besar) dan 2-3 kali makan selingan (kecil). Frekuensi makan yang sering
mempunyai tujuan agar tidak terjadi kelaparan pada saat tertentu dan
kekenyangan di saat lain. Makan yang tidak teratur juga akan memicu keluhan
sakit lambung atau lebih dikenal dengan sakit maag. Porsi makan atau jumlah
makanan yang dimakan untuk masing-masing orang tidak bisa disamakan, karena
kebutuhan kalori seseorang dipengaruhi hal-hal seperti tinggi badan, berat badan, aktivitas, dan penyakit yang
diderita. Mengonsumsi bermacam-macam jenis bahan makanan mempunyai
manfaat yang sangat besar, karena tubuh akan mendapatkan bermacam-macam zat
gizi. Tidak ada satu jenis makanan yang sempurna, sehingga untuk mendapatkan
zat gizi yang lengkap, harus mengonsumsi makanan yang bervariasi. Selain itu,
jangan lupa untuk mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup, yaitu 6-8 gelas sehari.
Beberapa makanan
yang perlu dibatasi konsumsinya oleh wanita menopause, antara lain makanan
berlemak tinggi, makanan dan minuman berkadar gula tinggi, gorengan, garam dan
protein yang berlebih, minuman berkafein (contohnya kopi dan teh). Sedangkan makanan yang
dianjurkan untuk dikonsumsi antara lain makanan yang banyak mengandung vitamin
A, C, dan E yang berkhasiat sebagai anti oksidan, dapat dijumpai pada bahan
makanan alami maupun suplemen. Vitamin A banyak terdapat pada kuning telur,
hati, susu, mentega, sayuran warna hijau, tomat, kol, dan selada. Vitamin C
dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah segar berwarna kuning atau merah,
seperti jambu biji, jeruk, tomat, dan anggur serta sayuran hijau seperti
brokoli dan bayam. Vitamin E banyak terdapat pada kacang-kacangan, sayur dan
buah. Suplemen antioksidan bukan merupakan keharusan untuk dikonsumsi bila
tubuh dapat memenuhi kebutuhan dari makanan sehari-hari dan mengurangi pajanan
radikal bebas (polusi udara, asap rokok, radiasi TV dan komputer, bahan-bahan
kimia serta kesibukan hidup yang tinggi).
Mengenal Fitoestrogen (Estrogen dari Tumbuhan)
Banyaknya
keluhan ketika menopause sangat terkait dengan berkurangnya kadar estrogen
dalam tubuh seorang wanita. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa kedelai
mengandung zat yang memiliki khasiat dan cara kerja menyerupai estrogen
yang selanjutnya dikenal dengan nama “fitoestrogen”. Fitoestrogen
mempunyai khasiat meredakan keluhan akibat menopause, seperti semburat panas
dan kekeringan vagina. Meskipun banyak perusahaan obat memproduksi suplemen yang mengandung fitoestrogen,
namun mengonsumsi fitoestrogen alami dari makanan sehari-hari tentu
lebih bijaksana. Makanan kaya fitoestrogen selain bermanfaat meredakan
keluhan ketika menopause, juga sangat berperan dalam menurunkan kadar
kolesterol yang tinggi, mencegah penyakit jantung, osteoporosis, dan
bahkan kanker. Selain dijumpai pada kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu,
susu kedelai, tauco), fitoestrogen juga dijumpai pada brokoli, wortel,
jeruk, tomat dan cabai.
Penutup
Sebagai langkah
persiapan hidup dengan menopause, seyogyanya seluk beluk mengenai menopause
telah dipahami oleh wanita sejak awal. Dengan mengonsumsi makanan yang sehat
dan alami, berolahraga secara teratur, dan berusaha untuk menghindari stres,
diharapkan para wanita dapat lebih siap dalam menghadapi masa menopause. Selain
itu, dukungan dari orang-orang tercinta sangat berarti dalam menjalani
masa-masa menopause. Komunikasikan dengan suami, supaya muncul pengertian dan
dukungan dalam menjalani setiap permasalahan yang muncul ketika menopause.