Penyandang kanker payudara yang telah menjalani operasi pengangkatan payudara (dari sel kanker, jaringan, hingga payudaranya) tentu sering merasa kurang percaya diri. Bagaimana pun, payudara adalah organ vital kaum perempuan. Payudara bukan hanya menunjang penampilan, tetapi juga menggenapi kemampuan perempuan untuk menyusui.
Namun, prosedur pengangkatan payudara atau mastektomi sebenarnya telah dapat diantisipasi dengan rekonstruksi payudara. Dokter akan membentuk payudara baru pada bagian payudara yang sudah diangkat, sehingga dada akan kembali terlihat seimbang.
“Awalnya rekonstruksi payudara pada wanita dilakukan setelah lima tahun operasi pengangkatan payudara. Kemudian, tiga tahun setelah operasi. Dan sekarang setelah operasi bisa langsung dilakukan rekonstruksi payudara atau immediate reconstruction ,” terang Dr dr Samuel J Haryono SpB (K), saat peluncuran kampanye Pink Ribbon: Happiness Is Me di Hotel Ciputra, Jakarta,
Ahli onkologi dari Cancer Information and Support Center ini mengungkapkan tiga cara untuk melakukan rekonstruksi payudara. Pertama menggunakan implan, kedua menggunakan cara flap atau teknik lipatan, dan ketiga dengan cara teknik bedah mikro.
Implan payudara dilakukan dengan mengisi bagian bawah lapisan kulit di mana terdapat puting dan areola dengan silikon padat atau cair. Cara kedua, teknik flap , adalah memindahkan otot, lemak, dan kulit dari dinding perut atau pun punggung untuk membentuk kembali payudara.
Sedangkan pada cara ketiga, dokter mengambil jaringan lemak paha atau perut melalui pembedahan mikro. Lemak tersebut kemudian dipisahkan dari pembuluh darahnya untuk membentuk payudara.
Samuel menambahkan, saat ini rekonstruksi payudara telah berkembang. Teknik yang sedang diperkenalkan sekarang adalah fat grafting , atau transfer lemak autologous. Caranya dengan mencangkok lemak dari jaringan lemak di tubuh, biasanya dari bagian paha, perut, atau bokong. Kemudian lemak tesebut diolah menjadi cairan di laboratorium dan disuntikkan ke daerah payudara.
