Kontrasepsi Oral? Pikir-pikir lagi!


Seiring bertambahnya usia, memilih alat kontrasepsi oral atau di sini biasa disebut pil KB, apalagi untuk penggunaan jangka panjang, tampaknya harus dipertimbangkan lagi. Terutama apabila Anda sudah melewati usia 35, mulai mengidap tekanan darah tinggi, dan punya kebiasaan merokok. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin Anda hadapi:

Risiko kanker payudara
Menurut National Cancer Institute di Amerika Serikat, wanita yang baru saja atau belum lama menggunakan kontrasepsi pil tetap berisiko terkena kanker payudara, namun risikonya lebih kecil ketimbang mereka yang telah menggunakannya dalam jangka panjang dan terus menerus sejak remaja. Risiko ini bahkan lebih tinggi pada wanita yang menggunakan pil KB kombinasi (estrogen dan progesteron) atau hanya progesteron.

Meskipun demikian, setelah 10 tahun (atau lebih) berhenti mengonsumsinya, risiko tersebut juga ikut menurun. Paling tidak, risikonya menjadi sama dengan wanita yang tak pernah menggunakan kontrasepsi pil.

Risiko kanker lain
Risiko kanker indung telur (ovarium) dan kanker endometrial memang cenderung rendah pada wanita yang mengonsumsi pil KB. Namun risiko berkembangnya kanker serviks dan tumor hati justru meningkat.

Risiko thrombosis

Penggunaan kontrasepsi oral juga meningkatkan risiko penyakit thrombosis lima hingga tujuh kali lipat. Thrombosis adalah penggumpalan darah -terdiri atas sel-sel darah merah dan putih- yang bisa pecah dan menyebar ke paru-paru dan berisiko fatal. Risiko thrombosis ini terus meningkat seiring bertambahnya usia.

Migrain
Wanita yang sering mengalami migrain sebaiknya menghindari penggunaan pil KB yang mengandung estrogen, karena meningkatkan risiko terserang stroke, khususnya bila Anda seorang perokok.

Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG dari FKUI/RSCM Jakarta -yang biasa disapa Dr. Ovy- memasuki usia 35, wanita memang sebaiknya menghindari alat kontrasepsi yang berbasis hormon. Pasalnya, di rentang usia itu, hormon-hormon wanita, khususnya estrogen, mulai menurun dan akhirnya habis begitu memasuki menopause. Sementara, pil KB terbuat dari hormon estrogen (sintesis), sehingga penambahan hormon dari luar, sintesis pula, akan menciptakan kondisi dominan estrogen -atau kelebihan estrogen- khususnya pada mereka yang memang 'berbakat' kanker.

Namun, terlepas dari risiko kanker, yang jauh lebih berbahaya justru bila terjadi kehamilan tak diinginkan pada wanita di atas usia 40. "Bahkan, risiko kematian ibu dan bayi akibat kehamilan tak diinginkan pada wanita 40+ jauh lebih tinggi ketimbang risiko mati pada pengendara sepeda motor," papar Dr. Ovy. Karena itu, para dokter kandungan sangat tidak menyarankan wanita 40+ untuk hamil (lagi). Kecuali kalau kehamilan itu benar-benar direncanakan dan diinginkan. Karena, meskipun tetap berisiko tinggi, namun apabila sejak awal sudah di bawah pengawasan dokter, maka risiko itu bisa diminimalisasi.

Dr. Ovy juga mewanti-wanti, apa pun jenis kontrasepsi alternatif yang dipilih (selain pil KB), sebaiknya wanita 40+ berkonsultasi dulu dengan dokter kandungannya. "Karena pada usia itu, penyakit-penyakit degeneratif biasanya sudah mulai bermunculan, mulai dari tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan jantung, dan sebagainya. Sehingga untuk pemilihan alat kontrasepsi pun harus bersifat personal, disesuaikan kondisi kesehatan masing-masing,"
height= height=
height= height= height= height=

Popular Posts

height= height= height= height=
height= height= height= height=