Soto Bogor Pak Salam


Kuliner Bogor - Soto Bogor Pak Salam
Wisata Kuliner Indonesia

Soto Bogor Pak Salam
Jl. Suryakencana (setelah perempatan Gg. Aut)
Seberang Bank Mandiri


Kuah santan kuning dengan harum rempah yang khas dengan pilihan isinya yang bisa kita tentukan sendiri: daging sapi, otak, paru, limpa, lidah, usus, babat dan kikil. Disandingkan dengan nasi yang sudah bertabur bawang goreng. Itulah Soto Bogor,
r yang bisa kita nikmati di banyak tempat di kota hujan ini. Tapi ada yang beda dengan tempat yang satu ini, Soto Pak Salam. Berlokasi di salah satu sentra kuliner tradisional kota Bogor, Soto Pak Salam buka tidak di saat jam makan pada umumnya. Pukul 4 sore mulai melayani pelanggan dan dalam waktu dua jam biasanya dagangannya sudah ludes terjual. Antrian tampak selalu memenuhi kedai kaki limanya yang kecil di salah satu sisi Jl. Suryakencana, apalagi di saat akhir pekan dimana banyak orang dari luar kota yang juga ingin turut mencicipi salah satu ikon kuliner Bogor ini. Apa yang membuat Soto Pak Salam ini begitu ramai dikunjungi?

Di kedai kecil itu, kita bisa memilih aneka daging dan jeroan sapi yang akan menjadi isi dari Soto Bogor Pak Salam ini. Biasanya satu porsi berisi 2-4 potong, dengan harga per potong 8 ribu rupiah. Pilihan kita tersebut kemudian akan dipotong kecil-kecil lalu diguyur dengan kuah santan kuning yang sudah siap. Ada dua keunggulan dari soto ini yang saya rasakan begitu suap demi suap masuk ke mulut saya. Pertama adalah kuahnya, biasanya kuah soto kuning itu cukup machtig atau berlemak, tapi di sini kuah santannya terasa cukup light dengan tidak mengurangi cita rasa yang hadir untuk memanjakan indera pengecap kita. Yang kedua adalah isiannya, ada dua pilihan daging dan jeroan sapi  yang bisa kita pilih: rebus dan goreng. Saya cenderung suka dengan yang goreng karena rasa gurihnya akan "bertemu" dengan kuah santan kuningnya, tambah kecap dikit maka hadirlah sajian yang membuat saya, bahkan istri dan anak-anak saya, langsung jatuh cinta pada suapan pertama.

Soto Pak Salam ini memang salah satu legenda kuliner di kota Bogor, tapi terus terang saya baru sempat menyambanginya di bulan Desember tahun 2013 ini. Kenapa? Karena memang jam bukanya yang tidak umum, jam 16 dan habis sebelum jam 7 malam, bukan di waktu jam makan normal. Jika memang tidak memberikan rasa yang special, tentunya tidak akan kedai kecil di pinggir jalan ini selalu disesaki pengunjung yang rela mengantri cukup lama untuk dapat mencicipi hidangan yang disajikan. Ditambah lagi keramahan sang penjaja yang merupakan generasi kedua pemilik kedai ini, dengan celotehan-celotehannya yang menjadi ciri khas. Misalnya: "semangat" untuk pelanggan yang meminta tambahan nasi, "di-setel" untuk meminta pengunjung memilih sendiri isian sotonya, "monitor" menandakan pesanan kita sudah tercatat harganya, "selamat" sebagai pengganti kata terima kasih begitu kita selesai membayar dan masih banyak yang lainnya. Sapaan ini hadir ke setiap pelanggan tanpa kecuali, menjadikan Soto Pak Salam memang tidak hanya hadir di lidah, tapi juga di hati para pelanggannya.

height= height=
height= height= height= height=

Popular Posts

height= height= height= height=
height= height= height= height=