Antara
10 dan 15 tahun yang lalu, kencan online masih menjadi hal yang baru untuk
dapat diterima secara sosial. Namun sekarang, hal tersebut
justru sebaliknya.
Bahkan, kencan online menjadi sarana yang umum untuk mencari pasangan hidup.Para
lajang yang tertarik bisa mendaftarkan diri lewat situs-situs yang menawarkan
jasa kencan online. Salah satu situs terbesar di Amerika, eHarmony.com, akan
menanyakan lebih dari 400 pertanyaan sebelum formula algoritme matematika
rahasia perusahaan itu mencocokkan klien dengan beberapa calon pasangan yang
ideal, berbeda dengan pepatah lama yang mengatakan "opposite
attract". Gian Gonzaga, Direktur Riset dan Pengembangan eHarmony,
berbicara kepada VOA lewat Skype:
"Perbedaan
bisa menarik, tapi kemudian menjadi kendala. Anda tidak harus memiliki banyak
kesamaan dalam banyak hal, tetapi hal yang paling penting saja,
Namun,
Makon Fardis, seorang psikolog yang sering memberikan konseling kepada
pasangan, tidak yakin dengan konsep algoritme matematika karena katanya hanya 7
persen orang yang menggambarkan dirinya dengan jujur.
"Meskipun
tidak berniat untuk berbohong, tetapi apa yang kita lihat dapat berbeda dengan
diri kita sebenarnya. Ada banyak kasus ketika pasangan di atas kertas atau
online kelihatannya akan cocok, tapi saat bertemu justru sebaliknya," ujar
Makon.
Meski
demikian, ada salah satu pasangan yang berhasil menemukan kecocokan lewat cara
ini, yakni Mario dan Tamara yang bertemu di Baltimore, negara bagian Maryland.
Awalnya, Mario khawatir karena Tamara memiliki terlalu banyak kesamaan
dengannya. Namun, kencan pertama mengalir seperti air. Setelah berkencan selama
setahun, bulan lalu mereka menikah.
Tamara
mengatakan bahwa kencan online memiliki banyak manfaat. Ia menjelaskan,
"Pertama, Anda bisa bertemu banyak orang yang biasanya tidak kita temui.
Kedua, kalau Anda merasa tidak memiliki koneksi dengan pasangan kencan Anda,
mudah untuk mengakhirinya."
Meskipun
tidak banyak studi ilmiah yang mempelajari keefektifan perhitungan algoritme
dari kencan online, sejumlah studi lain menunjukkan 20 persen pasangan yang
menikah sekarang ini ternyata bertemu secara online.