Berhenti merokok tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena itu, banyak orang memilih untuk menggunakan cara-cara tertentu di masa
peralihan hingga mereka benar-benar bisa melepaskan rokok.
rokok elektronik bisa dikatakan merupakan cara
"bahaya" untuk berhenti merokok. Ini karena rokok tersebut memiliki
bahaya yang hampir sama dengan rokok konvensional, baik dari kandungan nikotin
dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
Meskipun pada awalnya, rokok elektronik diklaim efektif
membantu orang berhenti merokok, namun penggunaannya kini tidak
direkomendasikan. Setelah melewati sejumlah evaluasi, rokok elektrik memiliki
beberapa bahaya, antara lain sebagai berikut.
1. Sering disalahgunakan
Agus mengatakan, bila digunakan secara benar, rokok
elektronik memang bisa menjadi cara peralihan untuk berhenti merokok. Di sisi
lain, rokok elektronik sangat mudah untuk disalahgunakan penggunaannya.
Nikotin dalam rokok elektronik juga seharusnya dikurangi
secara gradual. Namun bila digunakan secara bebas tanpa resep penurunan dosis,
maka jumlah nikotin yang digunakan akan terus sama, bahkan mungkin bertambah
tanpa ada standar yang jelas.
Nikotin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama akan
terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah,
seperti penyempitan atau pengentalan darah. Jadi meskipun jumlahnya jauh lebih
sedikit, nikotin pada rokok elektrik juga sama bahayanya dengan rokok
konvensional
2. Asap
Meskipun dibakar secara elektronik, nikotin dalam rokok
elektronik juga akan menimbulkan asap seperti halnya rokok konvensional. Asap
diketahui bila dihisap setiap hari akan memberikan dampak negatif bagi
kesehatan karena memberikan paparan produk berbahaya.
3. Tidak hanya nikotin
Agus menjelaskan, cairan yang menjadi refill untuk
rokok elektronik tidak hanya mengandung nikotin saja, tetapi juga
senyawa-senyawa kimia berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa ini bersifat
karsinogenik sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker.