Segala bentuk kekerasan berakibat buruk, baik fisik maupun
psikis. Bahkan, jika tidak segera ditangani, perkembangan dan pertumbuhan
anak
akan terganggu.Kekerasan seksual yang dialami anak-anak tidak selalu
menimbulkan dampak langsung. Hal ini karena pemahaman seorang anak pada
peristiwa yang dialaminya berbeda-beda. Pada anak usia remaja, mereka langsung
mengerti peristiwa kekerasan seksual akan merusak hidupnya sehingga reaksi
mereka akan langsung terlihat.
"Dokter atau psikiater akan melakukan assesment, apakah
ada masalah emosi atau perilaku pasca peristiwa tersebut. Kalau belum ada,
tetap dipantau karena mereka beresiko tinggi mengalami gangguan perilaku,"
Anak-anak adalah korban yang harus mendapat perhatian dan dukungan dari orang
di sekitarnya agar luka fisik serta trauma psikisnya bisa disembuhkan.
Terapi untuk anak yang menjadi korban, jelas Tjhin,
bermacam-macam. Untuk anak yang masih kecil biasanya dilakukan terapi bermain.
"Misalnya anak diajak menggambar untuk membantu anak mengekspresikan
perasaannya,
Selain itu bisa juga dilakukan terapi kognitif dan berbagai
terapi lain sesuai kondisi anak. "Tujuan awalnya adalah menjalin emosi
dengan anak sehingga anak tetap bisa mengekspresikan perasaannya meski tidak selalu
lewat kata-kata,
Orangtua bisa mencari bantuan untuk terapi anak ke psikolog
atau psikiater untuk memulihkan luka batin anak. Di RSCM Jakarta antara lain
juga terdapat klinik pemulihan stres pasca trauma, poliklinik jiwa anak dan
remaja, atau pusat krisis terpadu yang terdapat di RS Polri Jakarta dan juga
RSCM.