Jika dulu citra rokok erat dengan kaum adam, tetapi kini semakin banyak pula wanita yang juga menjadi perokok aktif. Terbukti dari peningkatan
prevalensi merokokantara 2007 dan 2013 di kalangan wanita dari 5,2 persen menjadi 6,9 persen.Meskipun perokok pria masih jauh lebih banyak daripada wanita, tetapi peningkatan jumlah perokok wanita juga perlu mendapatkan perhatian. Pasalnya, peningkatan jumlah perokok wanita juga berkontribusi dalam total jumlah perokok secara keseluruhan.Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Ekowati Rahajeng mengatakan, dulu wanita masih malu-malu untuk merokok. Namun, saat ini semakin mudah ditemui wanita yang merokok. "Ini mungkin disebabkan oleh modernisasi, terkait norma merokok tidak baik itu belum ada sehingga mereka tidak malu untuk merokok," kata dia di sela-sela The 1st Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) yang pertama pada Sabtu (31/5/2014) di Jakarta.
Menurut dia, rokok harus dicitrakan sebagai barang yang
buruk sehingga orang pun malu untuk merokok. Ia mengatakan, orang harus semakin
menyadari bahwa merokok merupakan barang yang bisa mengakibatkan penyakit.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi Nasional
Pengendalian Tembakau Priyo Sidipratomo menegaskan, di zaman post modern,
citra rokok sebenarnya sudah buruk. Terbukti, di negara-negera maju, rokok
sudah mulai ditinggalkan.
"Itulah kenapa kita harus bekerja keras untuk membuat
citra demikian di Indonesia,"
kata Priyo.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan,
prevalensi perokok di Indonesia meningkat dari 34,2 persen pada tahun 2007
menjadi 36,3 persen pada tahun 2013.