Pradiabetes merupakan ambang batas seseorang mengalami diabetes. Pradiabetes ditandai dengan penurunansensitivitas insulin. Apabila sensitivitas tersebut telah hilang, maka seseorang tersebut akan memasuki stase diabetes.Riset tersebut melibatkan 92 anak usia 12 hingga 15 tahun yang mengalami kegemukan, sebanyak 54,3 persen di antaranya perempuan. Riset juga menyebutkan, para anak dan remaja tersebut 71,7 persen-nya mengalami tanda-tanda acanthosis nigricans yaitu kulit yang menebal dan menghitam di tengkuk, ketiak, dan jari-jari.Aman B. Pulungan, dokter anak FKUI/RSCM yang melakukan riset tersebut mengatakan, risiko diabetes sangat tinggi di anak dan remaja gemuk. Sebanyak 38 persen anak dan remaja gemuk sudah mengalami resistensi insulin.
Pakar gizi klinik Fiastuti Witjaksono menyatakan, obesitas pada anak dan remaja
terjadi akibat fenomena obesogenic. Mereka mudah mendapatkan kalori dari
makanan, namun sulit untuk mengeluarkannya.
Untuk mengurangi kegemukan pada anak dan remaja, imbuh Fiastuti, memang tidak semudah mengurangi kegemukan pada orang dewasa. Pasalnya, anak dan remaja masih dalam masa pertumbuhan. Pengurangan asupan gizi akan berakibat pertumbuhan yang tidak optimal.
Maka menurutnya, penting untuk melakukan perencanaan makan untuk tumbuh kembang optimal tanpa harus menjadi gemuk. Perencanaan tersebut terdiri dari penentuan jumlah, jenis, dan jadwal makan yang sesuai.Jumlah kalori harus sesuai dengan kebutuhan yang dipengaruhi jenis kelamin, aktivitas, usia, dan lain-lain. Jenis makanan yang memiliki komposisi seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dan jadwal makan yang tepat yaitu tiga makanan utama dan dua sampai tiga kali makanan camilan.
"Meski anak sudah mengalami kegemukan, jadwal makan tetap harus teratur. Melewatkan waktu makannya
justru akan memicunya untuk makan lebih banyak dan menjadi lebih gemuk,
Untuk mengurangi kegemukan pada anak dan remaja, imbuh Fiastuti, memang tidak semudah mengurangi kegemukan pada orang dewasa. Pasalnya, anak dan remaja masih dalam masa pertumbuhan. Pengurangan asupan gizi akan berakibat pertumbuhan yang tidak optimal.
Maka menurutnya, penting untuk melakukan perencanaan makan untuk tumbuh kembang optimal tanpa harus menjadi gemuk. Perencanaan tersebut terdiri dari penentuan jumlah, jenis, dan jadwal makan yang sesuai.Jumlah kalori harus sesuai dengan kebutuhan yang dipengaruhi jenis kelamin, aktivitas, usia, dan lain-lain. Jenis makanan yang memiliki komposisi seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dan jadwal makan yang tepat yaitu tiga makanan utama dan dua sampai tiga kali makanan camilan.
"Meski anak sudah mengalami kegemukan, jadwal makan tetap harus teratur. Melewatkan waktu makannya
justru akan memicunya untuk makan lebih banyak dan menjadi lebih gemuk,