Menggunakan aplikasi simpel pada ponsel pintar untuk
memotret makanan yang dilahap seseorang bisa membantu ia menurunkan berat
badan. Aplikasi yang didesain oleh para dokter asal Inggris tersebut bertujuan
untuk
mempromosikan “memori makanan” sehingga orang-orang dapat mengingat apa saja
yang sudah mereka lahap, sehingga terpacu untuk tidak ngemil makanan
yang tinggi kalori.Ada tiga bagian
dalam aplikasi itu:
Sebelum
mengonsumsi makanan atau minuman, para pengguna memotret apa yang hendak mereka
masukkan ke mulut.
Setelah
selesai makan atau minum, para pengguna lantas melihat foto makanan atau
minuman yang telah mereka ambil, dan menjawab pertanyaan mengenai pengalaman
mereka mengonsumsi makanan dan minuman tersebut: “Apakah Anda menghabiskan
semuanya?” dan “Seberapa kenyang Anda saat ini?”
Sebelum
jam makan selanjutnya, para pengguna juga melihat kembali file foto-foto yang
telah mereka jepret sepanjang hari itu, dan mendapatkan pesan singkat (SMS)
yang mendorong mereka mengingatkan diri sendiri akan apa saja yang telah mereka
lahap.
Para peneliti merekrut 12
pria dan wanita yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas, lantas
mengamati mereka selama empat minggu. Relawan-relawan itu rata-ratamengakses
aplikasi lebih dari lima
kali dalam sehari, dan mencatat 2,7 “episode” makan dan minum per hari.
Selama masa penelitian, mereka yang terlibat rata-rata mengalami penurunan berat badan sebesar 1,5kg. Sebanyak enam orang kehilangan bobot tubuh sebanyak satu kilogram atau lebih, dan empat orang mengalami penurunan berat antara nol dan satu kilogram. Meski demikian ada dua orang yang malah naik berat badan mereka, kira-kira 100 dan 400 gram.“Meningkatkan kepedulian akan kegiatan makan dan penurunan berat badan yang berhasil dicapai menunjukkan bahwa pendekatan semacam itu bermanfaat,” ungkap Eric Robinson, peneliti dari University of Liverpool. “Mengingat penelitian kami merupakan intervensi yang sangat singkat dengan waktu kontak yang sedikit dan tanpa konsultasi atau dukungan nutrisi,
penemuan ini cukup menjanjikan.
Selama masa penelitian, mereka yang terlibat rata-rata mengalami penurunan berat badan sebesar 1,5kg. Sebanyak enam orang kehilangan bobot tubuh sebanyak satu kilogram atau lebih, dan empat orang mengalami penurunan berat antara nol dan satu kilogram. Meski demikian ada dua orang yang malah naik berat badan mereka, kira-kira 100 dan 400 gram.“Meningkatkan kepedulian akan kegiatan makan dan penurunan berat badan yang berhasil dicapai menunjukkan bahwa pendekatan semacam itu bermanfaat,” ungkap Eric Robinson, peneliti dari University of Liverpool. “Mengingat penelitian kami merupakan intervensi yang sangat singkat dengan waktu kontak yang sedikit dan tanpa konsultasi atau dukungan nutrisi,
penemuan ini cukup menjanjikan.