Perbedaan antara obat dan racun seringkali terletak pada ukuran dosisnya. Obat aspirin misalnya,satu tablet berkhasiat mengurangi rasa sakit, tetapi 200 tablet saja sudah cukup untuk membunuh kita. Beberapa kandungan dalam obat bisa bersifat sangat toksik dan dikenal sebagai racun. Meski demikian, beberapa jenis racun seperti di bawah ini, sebenarnya memiliki kandungan obat.
- Bisa ular
Bisa ular yang dikumpulkan dari peternakan ular sejak lama sudah dipakai sebagai antibisa untuk gigitan ular. Untuk memproduksi antiracun, bisa ular murni diencerkan lalu disuntikkan ke mamalia seperti kambing, domba, kelinci, atau kuda. Setelah disuntikkan, hewan tersebut akan memberi respon imun sehingga para ilmuwan bisa mengumpulkan antibodi yang diproduksi hewan itu untuk membuat antiracun ular.
Membuat obat dari bisa ular sebenarnya hal yang baru. Misalnya, protein disintegron eristostatin yang diekstrak dari bisa ular di Asia, ternyata membantu sistem imun melawan kanker kulit. Penelitian kini difokuskan untuk mengetahui potensi protein ini melawan penyakit parkinson dan penyakit autoimun.
- Tetrodotoxin
Neurotoxin paling kuat, yakni tetrodotoxin (TTT), yang dihasilkan dari ikan buntal diketahui sebagai neurotoxin dengan kandungan racun paling tinggi. Neurotoxin adalah zat beracun yang menargetkan pada sistem saraf. TTX akan menghambat saluran tertentu di otak yang berperan penting dalam sistem saraf.
Penelitian menunjukkan, zat beracun tersebut berpotensi kuat sebagai obat untuk mengatasi nyeri kronik. TTX dalam dosis rendah juga telah dipakai pada manusia dan hewan yang menderita berbagai keluhan nyeri. Studi lanjutan mengenai TTX juga menunjukkan zat ini mungkin dapat mencegah kerusakan otak akibat stroke, menekan rasa sakit pada pasien kanker, dan menghilangkan gejala ketagihan opium.
- Nightshade
Zat beracun dari tanaman Atropa belladona ini memiliki sejarah panjang sebagai racun mematikan. Selama satu abad, nightshade dipakai dalam perang untuk meracuni musuh atau menyiksa lawan. Efeknya antara lain halusinasi. Konon zat racun ini juga dipakai dalam ilmu hitam.
Tanaman belladona yang berarti wanita cantik juga kerap dipakai kaum wanita untuk membuat mata mereka terlihat lebih lebar dan menarik. Jika dioleskan pada vagina, belladona juga memberi sensasi seperti melayang.
Dunia medis menggunakan zat racun ini untuk berbagai tujuan, antara lain oleh dokter mata dipakai untuk melebarkan pupil saat operasi dan juga mengatasi gejala sakit akibat ketinggian. Kandungan hyoscyamine dalam tanaman ini juga dipakai dalam obat gangguan pencernaan. Racun belladona juga membantu mengontrol gerakan otot pada pasien parkinson. Jika dioleskan ke kulit, tanaman ini juga memberi efek mengurangi rasa sakit.
- Hemlock
Racun dalam tanaman hemlock konon merupakan penyebab kematian Socrates. Tanaman yang sudah dipakai sejak zaman kuno ini dikenal sebagai zat penenang dan juga mengatasi penyakit kelemahan otot. Ilmu medis kuno di Yunani dan Arab juga menggunakan tanaman ini untuk mengobati nyeri sendi.
- Foxglove
Tanaman cantik dengan bunga berbentuk menara ini mengandung zat-zat beracun yang disebut dengan Digatalin. Zat tersebut dikenal juga sebagai penguat jantung dan pengontrol irama jantung, terutama pada pasien gangguan jantung. Meski begitu penggunaannya sekarang mulai berkurang karena perusahaan farmasi telah menemukan penggantinya yang lebih kuat.
Bisa ular yang dikumpulkan dari peternakan ular sejak lama sudah dipakai sebagai antibisa untuk gigitan ular. Untuk memproduksi antiracun, bisa ular murni diencerkan lalu disuntikkan ke mamalia seperti kambing, domba, kelinci, atau kuda. Setelah disuntikkan, hewan tersebut akan memberi respon imun sehingga para ilmuwan bisa mengumpulkan antibodi yang diproduksi hewan itu untuk membuat antiracun ular.
Membuat obat dari bisa ular sebenarnya hal yang baru. Misalnya, protein disintegron eristostatin yang diekstrak dari bisa ular di Asia, ternyata membantu sistem imun melawan kanker kulit. Penelitian kini difokuskan untuk mengetahui potensi protein ini melawan penyakit parkinson dan penyakit autoimun.
- Tetrodotoxin
Neurotoxin paling kuat, yakni tetrodotoxin (TTT), yang dihasilkan dari ikan buntal diketahui sebagai neurotoxin dengan kandungan racun paling tinggi. Neurotoxin adalah zat beracun yang menargetkan pada sistem saraf. TTX akan menghambat saluran tertentu di otak yang berperan penting dalam sistem saraf.
Penelitian menunjukkan, zat beracun tersebut berpotensi kuat sebagai obat untuk mengatasi nyeri kronik. TTX dalam dosis rendah juga telah dipakai pada manusia dan hewan yang menderita berbagai keluhan nyeri. Studi lanjutan mengenai TTX juga menunjukkan zat ini mungkin dapat mencegah kerusakan otak akibat stroke, menekan rasa sakit pada pasien kanker, dan menghilangkan gejala ketagihan opium.
- Nightshade
Zat beracun dari tanaman Atropa belladona ini memiliki sejarah panjang sebagai racun mematikan. Selama satu abad, nightshade dipakai dalam perang untuk meracuni musuh atau menyiksa lawan. Efeknya antara lain halusinasi. Konon zat racun ini juga dipakai dalam ilmu hitam.
Tanaman belladona yang berarti wanita cantik juga kerap dipakai kaum wanita untuk membuat mata mereka terlihat lebih lebar dan menarik. Jika dioleskan pada vagina, belladona juga memberi sensasi seperti melayang.
Dunia medis menggunakan zat racun ini untuk berbagai tujuan, antara lain oleh dokter mata dipakai untuk melebarkan pupil saat operasi dan juga mengatasi gejala sakit akibat ketinggian. Kandungan hyoscyamine dalam tanaman ini juga dipakai dalam obat gangguan pencernaan. Racun belladona juga membantu mengontrol gerakan otot pada pasien parkinson. Jika dioleskan ke kulit, tanaman ini juga memberi efek mengurangi rasa sakit.
- Hemlock
Racun dalam tanaman hemlock konon merupakan penyebab kematian Socrates. Tanaman yang sudah dipakai sejak zaman kuno ini dikenal sebagai zat penenang dan juga mengatasi penyakit kelemahan otot. Ilmu medis kuno di Yunani dan Arab juga menggunakan tanaman ini untuk mengobati nyeri sendi.
- Foxglove
Tanaman cantik dengan bunga berbentuk menara ini mengandung zat-zat beracun yang disebut dengan Digatalin. Zat tersebut dikenal juga sebagai penguat jantung dan pengontrol irama jantung, terutama pada pasien gangguan jantung. Meski begitu penggunaannya sekarang mulai berkurang karena perusahaan farmasi telah menemukan penggantinya yang lebih kuat.