Siklus menstruasi yang teratur setiap bulan merupakan hal yang seharusnya dialami
oleh wanita nomal. Siklus ini dimulai rata-rata pada anak gadis yang berusia 12 tahun.
Namun bila hingga usia 16 tahun belum juga mulai mengalami
menstruasi, maka sebaiknya seorang gadis perlu segera memeriksakan
kesehatannya. Pasalnya, ia berisiko tinggi mengalami sindrom ovarium
polikistik.Dokter spesialis kebidanan Gita Pratama mengatakan, salah
satu tanda dari sindrom ovarium polikistik yaitu siklus haid yang tidak
teratur. Oleh sebab itu jika mengalami keterlambatan menstruasi hingga usia 16
tahun, seorang remaja perlu segera memeriksakannya.
"Bahkan jika ada riwayat keturunan mengalami sindrom
ovarium polikistik, maka pemeriksaan perlu dilakukan saat belum mengalami menstruasi
di usia 14 tahun," kata dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana
ini beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dikutip dari situs kesehatan webmd, sindrom ovarium
polikistik merupakan gangguan hormon pada wanita. Sindrom tersebut menyebabkan
permasalahan pada siklus menstruasi dan sulit untuk hamil.
Selain itu, gangguan tersebut menyebabkan tampilan fisik
yang tidak diinginkan, misalnya tumbuhnya rambut-rambut halus lebih yang lebih
tebal di sekitar mulut atau puting. Bahkan jika tidak diatasi, sindrom ini bisa
menyebabkan permasalahan kesehatan yang serius, misalnya diabetes dan penyakit
jantung.
Kebanyakan wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki
banyak kista pada ovarium. Inilah kenapa sindrom itu disebut dengan sindrom
ovarium polikistik. Kista sebenarnya tidak berbahaya namun mengakibatkan
ketidakseimbangan hormon. Semakin cepat diagnosis dibuat dan terapi diberikan
maka semakin mungkin gejala terkontrol dan permasalahan jangka panjang
tercegah.
"Pemeriksaan harus segera dilakukan, jangan sampai
belum juga haid hingga usia 20 tahun baru periksa karena terapinya akan lebih
sulit," kata Tomi, sapaannya.
Sindrom ovarium polikistik dialami oleh sekitar 5-10 persen
oleh wanita di Indonesia.