memenuhi asupan vitamin D dan zat besi pada anak, ibu wajib memberikan segelas susu setiap hari pada si buah hati. Namun, harus diingat, beda usia anak, beda pula jumlah susu yang harus dikonsumsi."Idealnya memang dua kali, pagi dan malam. Tapi, tergantung usia juga. Kalau pada bayi, mereka kan sudah mendapatkan ASI, sesudah ASI itu yang harus diperhatikan," kata Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Universitas
Indonesia (RSCM-UI), Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, dalam acara `Nestle Healthy Zone`di Pejaten Village, Jakarta, ditulis Jumat (11/4/2014).Untuk usia balita, kata Inge, berikan dua sampai tiga gelas susu setiap hari. Tapi, jangan lupa untuk tetap memberikan makanan bergizi untuk si buah hati.Sedangkan usia dua sampai lima tahun, cukup dua cangkir sehari, demi mencukupi dan mempertahankan asupan vitamin D dan zat besi."Dan untuk anak usia sekaloh dasar, dua cangkir saja cukup, yaitu pagi dan sore," kata Inge menambahkan.Mengingat anak-anak yang terkadang susah untuk diberikan makanan, meski makanan sudah tersaji di atas meja, untuk itu susu diperlukan demi memenuhi asupan yang tidak didapatkan dari makanan.Tapi, ibu harus ingat, ada baiknya memberikan susu pada anak yang kandungan gula dalam susunya rendah.
Kasus obesitas dan kurang alami peningkatan
Mudahnya masyarakat saat ini mencapai restoran cepat saji, membuat kasus obesitas di Indonesia meningkat tajam. Ditambah, para ibu yang malas masuk dapur dan memasak untuk anak-anaknya.
"Kalau pun masuk dapur, masaknya yang gampang. Nasi goreng atau makanan bergoreng. Wajar saja, pada akhirnya mindset seorang anak hanya mengenal itu," kata Dr. Inge menjelaskan.
Demikian juga dengan angka kurang gizi yang terjadi pada anak-anak di Indonesia. Biasanya, kasus kurang gizi ini paling banyak dialami anak-anak yang ada di daerah-daerah tertinggal.
Banyak orang tua di wilayah ini tidak mengetahui bagaimana cara memberikan makanan yang tepat, dan pas untuk anak-anaknya. "Namun yang pasti, obesitas cenderung lebih cepat alami peningkatan," kata Inge menekankan.