Pasti banyak dari Anda yang sudah tahu apa itu jerawat.
Namun, masih banyak yang berpikir bahwa orang dewasa dan orangtua lah yang bisa
mengalaminya. Siapa bilang? Ternyata, bayi pun dapat memiliki jerawat. Siapapun dapat mengalaminya. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang jerawat:Seperti dilansir Mayoclinic dan webmd, Kamis (18/7/2013), jerawat adalah suatu kondisi di mana folikel rambut yang ada pada kulit tersumbat oleh sel-sel kulit mati dan minyak. Kesemuanya bercampur menjadi satu dan memungkinkan bakteri tumbuh di dalamnya. Bila hal itu terjadi, campuran ini akan mengalami kebocoran dan mengenai jaringan yang berada di dekatnya. Akibatnya, pori-pori kulit terinfeksi, membengkak, merah, dan terkadang mengeluarkan nanah.Semua orang bisa memiliki jerawat, bahkan bayi sekalipun. Namun, jerawat paling sering muncul pada usia remaja dan dewasa muda. Sebab, pada masa itu, baik pria maupun wanita biasanya memproduksi hormon testosteron lebih banyak. Hormon inilah yang menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak minyak (sebum).
Minyak yang dihasilkan ini dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan timbulnya
jerawat pada kulit. Area kulit di bagian wajah, leher, dada, bahu, dan punggung
yang memiliki kelenjar minyak fungsional terbanyak, seringkali dijadikan tempat
tumbuhnya jerawat yang dapat berkisar dari ringan sampai parah. Hal ini mungkin
akan menganggu diri Anda. Apabila tidak segera diobati, jerawat dapat
menyebabkan gangguan emosi dan menimbulkan jaringan parut pada kulit.mengalaminya. Siapa bilang? Ternyata, bayi pun dapat memiliki jerawat. Siapapun dapat mengalaminya. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang jerawat:Seperti dilansir Mayoclinic dan webmd, Kamis (18/7/2013), jerawat adalah suatu kondisi di mana folikel rambut yang ada pada kulit tersumbat oleh sel-sel kulit mati dan minyak. Kesemuanya bercampur menjadi satu dan memungkinkan bakteri tumbuh di dalamnya. Bila hal itu terjadi, campuran ini akan mengalami kebocoran dan mengenai jaringan yang berada di dekatnya. Akibatnya, pori-pori kulit terinfeksi, membengkak, merah, dan terkadang mengeluarkan nanah.Semua orang bisa memiliki jerawat, bahkan bayi sekalipun. Namun, jerawat paling sering muncul pada usia remaja dan dewasa muda. Sebab, pada masa itu, baik pria maupun wanita biasanya memproduksi hormon testosteron lebih banyak. Hormon inilah yang menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak minyak (sebum).
Jerawat dibedakan menjadi dua bagian yaitu luka yang tidak meradang dan yang meradang. Namun, masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
Luka yang tidak meradang: Whiteheads dan komedo
Kedua jenis ini sama-sama jenis komedo dan akan muncul di kulit Anda jika folikel rambut pada kulit tersumbat dan diblokir oleh sekresi minyak, sel kulit mati, dan kadang oleh bakteri. Ketika komedo terbuka pada permukaan kulit, itu disebut sebagai komedo, menyumbat dalam folikel rambut dan berwarna gelap. Sebaliknya, ketika komedo tertutup, itu disebut sebagai whiteheads, muncul benjolan pada kulit dan biasanya berwarna putih.
Luka yang meradang
Papula: Luka ini akan terjadi ketika folikel rambut pada kulit mengalami infeksi. Akibatnya, muncul benjolan pada kulit yang mungkin berwarna merah.
Nodul: Benjolan ini muncul di bawah permukaan kulit dan menyakitkan. Luka ini muncul akibat adanya penumpukan sekresi mendalam di dalam folikel rambut.
Kista: Benjolan ini sama-sama muncul di bawah permukaan kulit dan berisi nanah. Luka ini menimbulkan rasa panas dan sakit pada kulit. Mungkin saja akan menimbulkan bekas pada permukaan kulit Anda.
Gejala
Apabila kulit Anda terasa gatal dan perih, mungkin itu menjadi pertanda akan munculnya jerawat pada kulit Anda. Tak jarang, jerawat akan menimbulkan rasa sakit dan dapat meninggalkan bekas luka pada kulit Anda. Meskipun tidak menimbulkan komplikasi pada area tubuh lain, namun jerawat dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri, rendah diri, dan terkadang mengalami depresi. Hal ini menunjukkan bahwa jerawat perlu diobati.
Penyebab
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jerawat bisa muncul akibat hormon testosteron meningkat. Hormon ini menyebabkan kelenjar kulit memproduksi lebih banyak minyak (sebum) dan hal itu lah yang dapat memicu pertumbuhan jerawat. Hal ini tidak hanya terjadi pada masa pubertas saja, melainkan juga dapat terjadi pada perempuan dan wanita dewasa yang akan mengalami haid, wanita hamil, dan orang-orang yang menggunakan obat yang mengandung kortikosteroid, androgen, atau lithium.
Namun, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat pada kulit dan dapat memperparah keadaan kulit, yakni:
Riwayat keluarga
Jika orangtua Anda memiliki jerawat, Anda cenderung untuk mengembangkannya juga.
Stres
Sebenarnya stres tidak menyebabkan timbulnya jerawat. Namun, stres dapat membuat jerawat berkembang semakin parah dan memburuk.
Zat berminyak
Seringnya menggunakan bahan kosmetik yang mengandung kadar minyak cukup tinggi dapat memicu tumbuhnya jerawat pada kulit Anda.
Diet
Sebuah studi menunjukkan bahwa makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang diet dapat memicu pertumbuhan jerawat, misalnya roti, bagel, dan chip yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dan dapat menimbulkan jerawat.
Makanan berminyak
Salah satu jenis makanan yang mengandung kadar minyak yang cukup tinggi adalah cokelat. Jenis makanan tersebut sedikit berpengaruh pada pengembangan jerawat.
Kondisi sistem endokrin, seperti sindrom ovarium polikistik dan sindrom cushing, dapat menyebabkan wabah jerawat
Kondisi kulit
Apabila kulit Anda kotor, bakteri dapat tumbuh. Hal ini akan menyebabkan timbulnya jerawat pada kulit Anda.
1. Kulit banyak mengeluarkan keringat
2. Sering menyentuh kulit tanpa memperhatikan kebersihan tangan
3. Terlalu sering mencuci muka dan menggosok wajah terlalu keras
Menggunakan sabun yang mengandung zat kimia yang keras dan dapat merusak kulit
Menggunakan air yang sangat panas dapat memperburuk kondisi jerawat
Rambut menyentuh area wajah:Bila Anda memiliki poni yang menggantung dan mengenai kulit wajah Anda dan kondisi rambut Anda sangat berminyak, hal itu dapat memicu pertumbuhan jerawat.
Sering menggunakan alat yang bergesekan dengan kulit: Tali bra, ikat kepala, turtleneck sweater, dan masih banyak lagi, dapat menyebabkan kondisi jerawat menjadi lebih buruk.
Pengobatan
Jerawat tidak memerlukan pengobatan yang terlalu serius. Sudah ada banyak jenis pengobatan yang efektif dan dapat Anda lakukan sendiri. Namun, hal ini harus disesuaikan dengan kondisi jerawat yang Anda alami. Apakah masih ringan, sedang atau sudah parah. Terkadang, dokter juga akan menggabungkan beberapa jenis perawatan untuk mendapatkan hasil terbaik dan menghindari perkembangan bakteri. Berikut jenis pengobatan yang telah disesuaikan dengan kondisi jerawat:
Jerawat ringan
Komedo dan whiteheads masih termasuk dalam jerawat ringan. Anda cukup melakukan hal-hal berikut ini:
1. Membersihkan kulit dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan, seperti Dove atau Cetaphil. Usap kulit dengan lembut.
2. Menerapkan benzoyl peroxide (seperti Brevoxyl atau Triaz).
3. Menerapkan asam salisilat (seperti Propa pH atau Stridex).
Jerawat sedang sampai berat atau parah
Apabila jerawat memiliki noda yang lebih dalam pada kulit, seperti nodul dan kista, hal itu cenderung akan meninggalkan bekas luka pada kulit. Pengobatan untuk kondisi jerawat sedang sampai berat mungkin termasuk:
Benzoil peroksida, melakukan pengeringan jerawat besar dan kista oleh dokter, menerapkan gel resep antibiotik, krim, atau lotion, menerapkan retinoid resep, menerapkan asam azelaic, mengambil resep antibiotik oral, engambil resep retinoid (seperti isotretinoin).
Obat yang berbentuk lotion atau gel (obat topikal) dapat Anda terapkan secara langsung pada daerah yang mengalami luka atau jerawat. Sedangkan, obat oral dapat Anda konsumsi melalui mulut. Namun, jika Anda sedang hamil, Anda tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat oral, khususnya pada trimester pertama. Obat topikal dan obat oral memiliki fungsi dan memberikan efek samping tersendiri. Obat topikal berfungsi untuk mengeringkan minyak, membunuh bakteri, dan mengangkat pengelupasan sel-sel kulit mati.
Namun, mungkin Anda akan merasakan beberapa gejala akibat efek samping dari obat ini, misalnya kulit mengalami iritasi, terasa kering, mengelupas, terasa panas seperti terbakar, dan berwarna kemerahan. Untuk itu, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk mengurangi dosis dari obat tersebut atau beralih ke obat lain yang disesuaikan dengan kondisi kulit Anda. Sedangkan, obat oral berfungsi untuk mengurangi bakteri dan melawan peradangan. Efek samping yang akan Anda alami antara lain sakit perut, pusing, warna kulit berubah, dan lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.
Apabila luka jerawat meninggalkan bekas pada kulit, Anda dapat melakukan beberapa jenis perawatan seperti laser resurfacing atau dermabrasi yang berfungsi untuk merusak kelenjar minyak agar tidak memproduksi minyak secara berlebihan. Hal ini tidak akan merusak permukaan kulit Anda.
Apabila Anda melakukannya secara teratur, tekstur kulit akan diperbaiki, bekas luka akan menyusut dan dapat memudar. Namun, apabila bekas luka tak kunjung hilang, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter dan mungkin akan merekemondasikan kepada Anda untuk melakukan bedah plastik.
Namun, perlu diingat bahwa pengobatan untuk jerawat tidak dapat menunjukkan hasil secara langsung. Waktu yang dibutuhkan agar kondisi kulit membaik adalah 6 sampai 8 minggu. Mungkin kulit Anda akan memburuk terlebih dahulu sebelum menjadi lebih baik.
Risiko perkembangan jerawat dapat Anda minimalisir deng melakukan kebiasaan sederhana, seperti:
1. Tidak menekan atau mengeluarkan jerawat dengan paksa: Apabila Anda sering mengeluarkan jerawat dengan paksa, hentikan dari sekarang! Hal itu dapat menyebabkan infeksi dan dapat menimbulkan jaringan parut pada kulit Anda.
2. Mencuci daerah rawan jerawat hanya 2 kali sehari: Memang mencuci muka dilakukan untuk mengurangi kelebihan minyak dalam kulit dan dapat mengangkat sel kulit mati. Namun, apabila Anda terlalu sering mencuci muka, hal ini dapat mengiritasi kulit. Cuci kulit Anda dengan pembersih yang lembut dan gunakan produk perawatan kulit berbasis air bebas minyak.
3. Menghindari kosmetik: Jangan terlalu sering menerapkan kosmetik pada wajah. Bila Anda tetap ingin menggunakannya, pilihlah produk kosmetik yang tidak terlalu berat, misalnya dalam bentuk bubuk atau krim.
4. Menghapus riasan sebelum tidur: Apabila Anda membiarkan kosmetik menempel pada kulit dalam jangka waktu yang lama, lubang kecil dari folikel rambut (pori-pori) dapat tersumbat. Pastikan untuk selalu membersihkan riasan terlebih dahulu dengan menggunakan air sabun.
5. Mengenakan pakaian yang tidak ketat atau longgar: Sering menggunakan pakaian ketat dapat menyebabkan kulit lembab dan dapat memicu pertumbuhan bakteri.
6. Mencuci rambut dengan teratur: Rambut berminyak dapat menimbulkan jerawat. Lebih lagi jika rambut Anda bersentuhan langsung dengan kulit. Jika demikian, lebih baik Anda mencuci rambut secara teratur.
7. Mandi setelah beraktivitas: Ketika Anda beraktivitas, tanpa disadari debu dan kotoran menempel pada kulit Anda. Mandilah setelah Anda melakukan aktifitas. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari kulit. Mnyak dan keringat yang dapat memicu pertumbuhan jerawat juga ikut hilang.
8. Menghindari produk perawatan rambut, seperti gel atau minyak rambut, dan mousse yang mengandung banyak minyak.
Apabila Anda mengobati jerawat lebih cepat, risiko kerusakan fisik dan emosional juga dapat Anda minimalisir lebih dini.